Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskusi
adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai satu masalah yang
dilakukan oleh sekelompok orang. Diskusi merupakan suatu interaksi komunikasi
antar dua orang atau lebih. Berbeda dengan bincang-bincang biasa, karena
diskusi mengandung pemikiran yang melibatkan argumen-argumen rasional. Banyak
ide-ide besar lahir dari suatu forum diskusi. Budaya diskusi dibutuhkan oleh
semua elemen masyarakat. Tidak hanya mahasiswa atau pelajar lainnya, guru dan
dosen pun juga membutuhkan diskusi. Berinteraksi dengan sesama akademisi bisa
menciptakan interaksi positif dan kemajuan intelektual. Forum diskusi akan berfungsi
sebagai wahana alternatif untuk lebih mempertajam analisis dan akurasi membaca
masalah dunia secara keilmuan. Pada forum diskusi, seluruh teori keilmuan dapat
diperdebatkan, temuan baru dapat dikuliti, sekaligus tempat ide dipersandingkan
dan pendapat dikonteskan dengan argumentasi yang rasional.
Akademisi dosen di Prodi Tadris Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram
melakukan kegiatan rutin forum diskusi setiap tahun. Forum diskusi ini
dipertajam namanya dengan Forum Diskusi Dosen (FDD). Orientasi materi yang
dibahas pada kegiatan FDD di Prodi Tadris Matematika FITK IAIN Mataram
selalu berubah setiap tahunnya. Hal ini disesuaikan dengan kondisi yang terjadi
pada saat itu dan urgent untuk diselesaikan dengan membutuhkan pemikiran
bersama. Pada tahun akademik 2014/2015 ini, orientasi materi FDD di Prodi Tadris Matematika difokuskan pada pengembangan kurikulum berbasis kerangka
kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan penyusunan Satuan Kinerja Pegawai
(SKP).
Maksud dan Tujuan
Berikut
ini merupakan uraian maksud dan tujuan dari pelaksanaan Forum Diskusi Dosen di
Prodi Tadris Matematika.
1. Untuk
mewujudkan visi dan misi Prodi Tadris Matematika.
2. Untuk
menciptakan iklim akademik yang sehat di kalangan para dosen Prodi Tadris Matematika.
3. Untuk
mengembangkan sistem perkuliahan yang unggul.
4. Untuk
menghasilkan kurikulum Prodi Tadris Matematika yang berbasis KKNI
5. Untuk
memudahkan para dosen dalam menyusun persuratan (berkas) yang berkaitan dengan
kenaikan pangkat dan beban kinerja dosen.
Forum diskusi
dosen ini dilaksanakan pada 3 (tiga) session. Pada session pertama, Forum
diskusi dosen diawali dengan pembukaan dimana kegiatan ini dibuka secara formal
oleh Ketua Jurusan Pendidikan Matematika yaitu Dr. Syamsul Arifin, M.A. dan
sekaligus menjadi moderator untuk narasumber pertama. Pada kesempatan tersebut,
Bapak Dr. Syamsul Arifin, M.A. memberikan pengantar tentang pentingnya
pelaksanaan kegiatan FDD. Yang selanjutnya memberikan kesempatan pada Narasumber (Dr. Hj. Libna, M.Pd.) untuk
menyampaikan materi tentang kurikulum berbasis KKNI. Penyampaian materi dari
narasumber pertama berlangsung selama 30 (empat puluh) menit dan dilanjutkan
dengan diskusi selama 60 (enampuluh) menit. Proses diskusi berlangsung dalam
waktu lama dikarenakan antusias peserta (dosen) sangat tinggi untuk memahami
tentang Kurikulum berbasis KKNI.
Session kedua
dilanjutkan setelah pelaksanaan Sholat Jum’At, tepatnya pukul 13.30 WITA
Session ini masih dinarasumberi oleh Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd dalam bentuk
simulasi penyusunan draft kurikulum berbasis KKNI terkhusus untuk jurusan
pendidikan matematika. Simulasi berlangsung selama 120 (seratus duapuluh) menit
sehingga tepat berakhir di jam 15.30 WITA. Session ini diakhiri dengan
tersusunnya draft Kurikulum Pendidikan Matematika berbasis KKNI. Draft
kurikulum tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2.
Session ketiga dilanjutkan
pada pukul 16.00 setelah jeda sholat Ashar. Materi pada Session tiga ini adalah
teknis penyusunan Satuan Kinerja Pegawai (SKP) yang dinarasumberi oleh Alfira
Mulya Astuti, M.Si. Session ini berlangsung selama 60 (enampuluh) menit sehingga
berakhir tepat di pukul 17.30. Kegiatan FDD ini kemudian dilanjutkan dengan
acara buka puasa bersama di lokasi pelaksanaan FDD.
Hasil Diskusi
1. Penanya
: Dr. Fathurrahman Mukhtar, M.Ag.
Pertanyaan.
a. Dosen
dianggap berada pada Level 8 dan 9 berdasarkan kurikulum berbasis KKNI. Apakah
betul sudah memenuhi persyaratan tersebut?
b. Solusi
apakah yang harus dilakukan agar mahasiswa memenuhi kompetensi yang diharapkan
dari kurikulum berbasis KKNI?
Jawaban.
a. Dosen
diasumsikan telah memenuhi persyaratan pada Level 8 dan 9 di kurikulum berbasis
KKNI dikarenakan dosen yang akan menerapkan kurikulum tersebut dan telah lulus
uji kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikasi.
b. Membutuhkan
pemikiran bersama, proaktif dengan pihak kementrian
2. Penanya
: Dahlia Hidayati, M.Fill
Pertanyaan.
Mengapa mahasiswa IAIN Mataram
tidak dibekali dengan keilmuan di luar dari ilmu keguruan? Hal ini berhubungan
dengan ahli status dari IAIN menuju UIN.
Jawaban.
Semuanya
berawal dari Learning Outcome, Di
sana akan dirumuskan secara detail capaian sebagai profesi di luar guru. Kalau
kita mau mahasiswa menjadi teknisi, perlu dicocokana juga, apakah kita telah punya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidang tekhnisi. Maka dari itu, kita
harus merencanakan dengan detail di learning
Outcome pada kurikulum. Jika kita tidak punya SDM yg ahli di bidang
tehnisi, kita bisa bekali mahasiswa dengan pelatihan dengan pemberian
sertifikat.
Jawaban
tambahan dari bapak Dr. Syamsul Arifin, M.A.
Semuanya
bermuara dari visi dan misi lembaga.sementara ini visi dan misi lembaga hanya
sebagai konsep, tidak di pahami secara dalam. Jika kita mau mencetak lulusan yg
ahli tehnisi, itu salah, karena tidak menyangkut pada misi dan misi lembaga.
Jadi setiap mata kuliah harus ada hubungan linier dengan visi dan misi lembaga.
3. Dra.
Hj. Nurul Lailatul, M.Pd.
Sebaiknya di kurikulum berbasis
KKNI harus bisa ditunjukkan secara jelas mahasiswa memiliki kompetensi ilmu
matematika disertai dengan kompetensi Agama.
4. Penanya
: Titik Agustina, M.Pd.
Apakah capaian Pembelajaran sama
dengan Learning Outcome dan sama
dengan kompetensi lulusan?
Jawaban :
Capaian Pembelajaran berbeda dengan
Learning Outcome
5. Penanya
: Nurhilaliati, M.Ag.
Dengan KNOW HOW dan SKILL , bagaimana kita bina mahasiswa menjadi guru yg diharapkan
jika mereka di lapangan hanya 2 bulan? Disarankan untuk Perlu menyepakati yang
jadi pendamping ijazah.
Jawaban.
Kita di perguruan
tinggi sudah di tingkat aplikasi yaitu mulai C3 KOGNISI yang lebih tinggi. Akan
terlihat jika sudah di rumuskan Kompetensi akan masuk pada komponen skill atau
yg lain. Tehnis bekerjanya jangan rumuskan sikap dulu, tapi mulai dari
pengetahuan dulu sehingga mereka akan terampil jika sudah terampil akan muncul
sikap.
0 komentar:
Posting Komentar