Rabu, 16 November 2016

FDD ; Forum Diskusi Dosen


Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai satu masalah yang dilakukan oleh sekelompok orang. Diskusi merupakan suatu interaksi komunikasi antar dua orang atau lebih. Berbeda dengan bincang-bincang biasa, karena diskusi mengandung pemikiran yang melibatkan argumen-argumen rasional. Banyak ide-ide besar lahir dari suatu forum diskusi. Budaya diskusi dibutuhkan oleh semua elemen masyarakat. Tidak hanya mahasiswa atau pelajar lainnya, guru dan dosen pun juga membutuhkan diskusi. Berinteraksi dengan sesama akademisi bisa menciptakan interaksi positif dan kemajuan intelektual. Forum diskusi akan berfungsi sebagai wahana alternatif untuk lebih mempertajam analisis dan akurasi membaca masalah dunia secara keilmuan. Pada forum diskusi, seluruh teori keilmuan dapat diperdebatkan, temuan baru dapat dikuliti, sekaligus tempat ide dipersandingkan dan pendapat dikonteskan dengan argumentasi yang rasional.

Akademisi dosen di Prodi Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram melakukan kegiatan rutin forum diskusi setiap tahun. Forum diskusi ini dipertajam namanya dengan Forum Diskusi Dosen (FDD). Orientasi materi yang dibahas pada kegiatan FDD di Prodi Tadris Matematika FITK IAIN Mataram selalu berubah setiap tahunnya. Hal ini disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada saat itu dan urgent untuk diselesaikan dengan membutuhkan pemikiran bersama. Pada tahun akademik 2014/2015 ini, orientasi materi FDD di Prodi Tadris Matematika difokuskan pada pengembangan kurikulum berbasis kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan penyusunan Satuan Kinerja Pegawai (SKP).
   
        Maksud dan Tujuan
Berikut ini merupakan uraian maksud dan tujuan dari pelaksanaan Forum Diskusi Dosen di Prodi Tadris Matematika.
1.           Untuk mewujudkan visi dan misi Prodi Tadris Matematika.
2.   Untuk menciptakan iklim akademik yang sehat di kalangan para dosen Prodi Tadris Matematika.
3.      Untuk mengembangkan sistem perkuliahan yang unggul.
4.      Untuk menghasilkan kurikulum Prodi Tadris Matematika yang berbasis KKNI
5.      Untuk memudahkan para dosen dalam menyusun persuratan (berkas) yang berkaitan dengan kenaikan pangkat dan beban kinerja dosen. 
Forum diskusi dosen ini dilaksanakan pada 3 (tiga) session. Pada session pertama, Forum diskusi dosen diawali dengan pembukaan dimana kegiatan ini dibuka secara formal oleh Ketua Jurusan Pendidikan Matematika yaitu Dr. Syamsul Arifin, M.A. dan sekaligus menjadi moderator untuk narasumber pertama. Pada kesempatan tersebut, Bapak Dr. Syamsul Arifin, M.A. memberikan pengantar tentang pentingnya pelaksanaan kegiatan FDD. Yang selanjutnya memberikan kesempatan pada  Narasumber (Dr. Hj. Libna, M.Pd.) untuk menyampaikan materi tentang kurikulum berbasis KKNI. Penyampaian materi dari narasumber pertama berlangsung selama 30 (empat puluh) menit dan dilanjutkan dengan diskusi selama 60 (enampuluh) menit. Proses diskusi berlangsung dalam waktu lama dikarenakan antusias peserta (dosen) sangat tinggi untuk memahami tentang Kurikulum berbasis KKNI.
Session kedua dilanjutkan setelah pelaksanaan Sholat Jum’At, tepatnya pukul 13.30 WITA Session ini masih dinarasumberi oleh Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd dalam bentuk simulasi penyusunan draft kurikulum berbasis KKNI terkhusus untuk jurusan pendidikan matematika. Simulasi berlangsung selama 120 (seratus duapuluh) menit sehingga tepat berakhir di jam 15.30 WITA. Session ini diakhiri dengan tersusunnya draft Kurikulum Pendidikan Matematika berbasis KKNI. Draft kurikulum tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2.
Session ketiga dilanjutkan pada pukul 16.00 setelah jeda sholat Ashar. Materi pada Session tiga ini adalah teknis penyusunan Satuan Kinerja Pegawai (SKP) yang dinarasumberi oleh Alfira Mulya Astuti, M.Si. Session ini berlangsung selama 60 (enampuluh) menit sehingga berakhir tepat di pukul 17.30. Kegiatan FDD ini kemudian dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama di lokasi pelaksanaan FDD.
     Hasil Diskusi
1.      Penanya : Dr. Fathurrahman Mukhtar, M.Ag.
Pertanyaan.
a.    Dosen dianggap berada pada Level 8 dan 9 berdasarkan kurikulum berbasis KKNI. Apakah betul sudah memenuhi persyaratan tersebut?
b.  Solusi apakah yang harus dilakukan agar mahasiswa memenuhi kompetensi yang diharapkan dari kurikulum berbasis KKNI?
Jawaban.
a.    Dosen diasumsikan telah memenuhi persyaratan pada Level 8 dan 9 di kurikulum berbasis KKNI dikarenakan dosen yang akan menerapkan kurikulum tersebut dan telah lulus uji kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikasi.
b.      Membutuhkan pemikiran bersama, proaktif dengan pihak kementrian
2.      Penanya : Dahlia Hidayati, M.Fill
Pertanyaan.
Mengapa mahasiswa IAIN Mataram tidak dibekali dengan keilmuan di luar dari ilmu keguruan? Hal ini berhubungan dengan ahli status dari IAIN menuju UIN.
Jawaban.
Semuanya berawal dari Learning Outcome, Di sana akan dirumuskan secara detail capaian sebagai profesi di luar guru. Kalau kita mau mahasiswa menjadi teknisi, perlu dicocokana juga, apakah kita telah punya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidang tekhnisi. Maka dari itu, kita harus merencanakan dengan detail di learning Outcome pada kurikulum. Jika kita tidak punya SDM yg ahli di bidang tehnisi, kita bisa bekali mahasiswa dengan pelatihan dengan pemberian sertifikat.
Jawaban tambahan dari bapak Dr. Syamsul Arifin, M.A.
Semuanya bermuara dari visi dan misi lembaga.sementara ini visi dan misi lembaga hanya sebagai konsep, tidak di pahami secara dalam. Jika kita mau mencetak lulusan yg ahli tehnisi, itu salah, karena tidak menyangkut pada misi dan misi lembaga. Jadi setiap mata kuliah harus ada hubungan linier dengan visi dan misi lembaga.
3.      Dra. Hj. Nurul Lailatul, M.Pd.
Sebaiknya di kurikulum berbasis KKNI harus bisa ditunjukkan secara jelas mahasiswa memiliki kompetensi ilmu matematika disertai dengan kompetensi Agama.
4.      Penanya : Titik Agustina, M.Pd.
Apakah capaian Pembelajaran sama dengan Learning Outcome dan sama dengan kompetensi lulusan?
Jawaban :
Capaian Pembelajaran berbeda dengan Learning Outcome
5.      Penanya : Nurhilaliati, M.Ag.
Dengan KNOW HOW dan SKILL , bagaimana kita bina mahasiswa menjadi guru yg diharapkan jika mereka di lapangan hanya 2 bulan? Disarankan untuk Perlu menyepakati yang jadi pendamping ijazah.

Jawaban.
Kita di perguruan tinggi sudah di tingkat aplikasi yaitu mulai C3 KOGNISI yang lebih tinggi. Akan terlihat jika sudah di rumuskan Kompetensi akan masuk pada komponen skill atau yg lain. Tehnis bekerjanya jangan rumuskan sikap dulu, tapi mulai dari pengetahuan dulu sehingga mereka akan terampil jika sudah terampil akan muncul sikap.

0 komentar:

Posting Komentar